Pasar Tradisional vs Pasar Modern


Pasar Tradisional

Pasar tradisional masih merupakan wadah utama penjualan produk-produk kebutuhan pokok yang dihasilkan oleh para pelaku ekonomi bersekala menengah kecil serta mikro. Mereka adalah para petani, nelayan, perajin dan industri rumah tangga yang merupakan mata pencaharian sebagian besar masyarakat, dan mereka menyandarkan hidupnya kepada pasar tradisional. Pasar tradisional selalu menjadi indikator nasional dalam kaitannya dengan pergerakan tingkat kestabilan harga atau inflasi domestik.

Pasar Modern
Dalam menghitung inflasi harga kebutuhan pokok yang dijual di pasar tradisional seperti beras, gula pasir, dan sembilan kebutuhan pokok lainnya menjadi objek monitoring para ahli statistik dan instansi pemerintah setiap bulannya.
Pasar tradisional juga mempunyai peranan yang sangat strategis dalam rangka peningkatan pendapatan dan penyerapan tenaga kerja, untuk itu diperlukan upaya-upaya dalam rangka peningkatan daya saing pasar tradisional yang selama ini identik dengan sebuah lokasi perdagangan yang kumuh, sembraut, kotor dan merupakan sumber kemacetan lalu lintas.

Citra pasar tradisional yang kurang baik tersebut sudah semestinya mendapat perhatian yang cukup besar karena didalamnya terkait dengan hajat hidup orang banyak. Pembenahan pasar tradisional menjadi tempat belanja yang bercitra positif adalah merupakan suatu tantangan yang cukup berat dan harus diupayakanoleh semua komponen, bukan tugas pemerintah saja, tetapi tugas masyarakat, pengelola pasar dan juga para pedagang tradisional untuk bersinergi menghapus kesan negatif tersebut sehingga pasar tradisional masih tetap eksis di tengah persaingan yang semakin ketat.
Pasar dalam pengertian teori ekonomi adalah suatu situasi dimana pembeli (konsumen) dan penjual (produsen dan pedagang) melakukan transaksi setelah kedua pihak telah mengambil kata sepakat tentang harga terhadap sejumlah (kuantitas) barang dengan kuantitas tertentu yang menjadi objek transaksi. Kedua pihak, pembeli dan penjual, mendapatkan manfaat dari adanya transaksi atau pasar. Pihak pembeli mendapatkan barang yang diinginkan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhannya sedangkan penjual mendapatkan imbalan pendapatan untuk selanjutkan digunakan untuk membiayai aktivitasnya sebagai pelaku ekonomi produksi atau pedagang.

Agar transakasi berjalan lancar dan kedua belah pihak mencapai tujuannya, masing-masing pihak akan selalu berusaha mencari informasi yang akurat dan up-to-date tentang berbagai hal. Pembeli berusaha mendapatkan informasi tentang barang apa saja yang tersedia untuk memenuhi kebutuhannya, berapa jumlah yang tersedia, bagaimana kualitasnya dan dimana barang tersebut tersedia. Sedangkan penjual di pihak lain, juga mencari informasi tentang barang apa saja yang dibutuhkan oleh konsumen, kapan dibutuhkan, berapa banyak yang dibutuhkan, kualitas bagaimana yang dibutuhkan dan dimana konsumen merasa senang untuk mendapatkannya.
Karena itu, pada dasarnya yang paling dibutuhkan oleh kedua belah pihak (pembeli dan penjual) adalah adanya media atau wadah yang dapat mengumpulkan dan menyebarluaskan informasi kesemua pihak tentang berbagai hal yang menyangkut objek transaksi termasuk bagaimana transaksi dapat dilakukan. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, dengan semakin intensifnya penggunaan teknologi informasi, transaksi dapat dilakukan melalui jaringan internet dimana pembeli dan penjual tidak perlu harus bertemu langsung.

Hanya saja tidak semua pembeli dan penjual dapat memanfaatkan kecanggihan IT dalam melakukan transaksi, wadah ini hanya dapat digunakan oleh sebagian kecil penduduk yang mengerti tentang penggunaan IT dan memiliki cukup penghasilan yang cukup. Mayoritas penduduk masih membutuhkan wadah atau tempat transaksi dimana pembeli dan penjual dapat langsung bertemu secara fisik. Dalam kaitan ini, agar transaksi bisa berjalan lancar, aman dan tertib, dibutuhkan tempat yang layak.

Kelayakan tempat transaksi adalah menjadi sangat penting menjadi pertimbangan utama kedua belah pihak. Akan tetapi, "layak" dalam hal ini adalah menjadi relatif jika jika dihubungkan dengan kemampuan dan kondisi hidup yang dihadapi terutama oleh konsumen. "Layak" bagi golongan penduduk yang berpenghasilan tinggi akan berbeda dengan "layak" bagi golongan penduduk yang berpenghasilan rendah. Konsumen yang berpendapatan tinggi dan menengah atas akan lebih menyukai tempat transaksi atau pasar yang lebih mewah, aman, luas, bersih, barang tertata rapi disertai dengan petunjuk yang jelas, ada pelayanan yang profesional, menyediakan semua yang dibutuhkan dan mekanisme pembayaran yang canggih (bisa non-cash). Tempat ini biasanya disebut dengan "pasar modern". Golongan penduduk, terutama para wanita profesional, yang dalam kehidupannya sehari-hari sangat sibuk melakukan aktivitasnya, juga lebih menyukai berbelanja di pasar modern yang berlokasi di tempat yang terdekat dengan lokasi aktivitasnya.

Sebaliknya, bagi golongan penduduk yang berpendapatan rendah dan menengah bawah umumnya lebih menyukai melakukan transaksi atau berbelanja ditempat yang lebih ramai, banyak tersedia pilihan barang kebutuhan, bisa ditawar karena penjual dan pembeli bertemu secara langsung, harga terjangkau, pembayaran dengan cash, tersedia fasilitas angkutan umum. Tempat ini umum disebut dengan "pasar tradisional".
Pasar modern dan pasar tradisional sudah dibedakan dengan sangat tegas oleh pada pembeli atau konsumen. Keduanya belum bisa digabung karena keduanya dibutuhkan oleh penduduk. Idealnya, semua pasar menjadi pasar modern dan ini juga menjadi impian semua penduduk. Tetapi karena kondisi kehidupan penduduk yang masih mayoritas berpendapatan rendah dengan tingkat pengetahuan yang masih rendah pula, maka masih jauh kemungkinan untuk memikirkan agar semua pasar menjadi modern.

Untuk saat ini, yang perlu menjadi perhatian semua pihak adalah bagaimana agar pasar tradisional bisa dibuat menjadi lebih layak sebagai tempat transaksi tanpa harus secara drastis mengubah citranya atau khasnya sebagai pasar tradisional. Dalam kaitan ini yang perlu menjadi pertimbangan untuk dibenahi adalah: kebersihan, lantai yang kering tidak becek, penataan lokasi penjual sesuai dengan golongan barang yang dijual, lorong untuk pembeili yang lapang tidak sumpek, ada pengaturan pencahayaan dan pengaturan udara yang sehat, keamanan yang terjamin, ada teinpat pembuangan sampah dan sampah tidak menumpuk, ada pengaturan lalu lintas yang lancar. tersedia pusat informasi dan penerangan, ada tempat yang bersih untuk beristirahat dan dapat menikmati makanan-makanan tradisonal, ada pelatihan secara rutin bagi para pedagang tentang bagaimana mengatasi kebakaran dan bagairnana menyelamatkan diri jika terjadi kebakaran, dan lain sebagainya yang dapat membuat pasar tradisional lebih menarik agar tidak kalah menariknya dengan pasar modern.

Jika pasar tradisional bisa dikelola dengan baik dan menarik, maka tidak perlu ada pertentangan antara pasar modern dan pasar tradisional. Keduanya berkembang dengan nuansanya serta daya tariknya sendiri-sendiri. Tidak menutup kemungkinan bahwa goiongan yang berpendapatan tinggi dan menengah keatas akan juga menjadi tertarik untuk sesekali mengunjungi pasar tradisional untuk menikmati berbagai hal yang tidak tersedia di pasar modern.

Edukasi untuk menciptakan pasar tradisional yang bersih, indah dan higienis perlu dilakukan terus menerus, utamanya terhadap para pedagang penghuni pasar. Hal ini dilakukan agar para penghuni bisa menyadari perlunya memelihara dan membuat pasar menjadi indah, nyaman, bersih dan sehat baik untuk penghuni maupun untuk pengunjung atau pembeli. Mereka harus selalu disadarkan bahwa persaingan semakin ketat sehingga diperlukan berbagai upaya untuk menarik para pembeli untuk berbelanja di lokasinya. Dalam kaitan ini, diperlukan upaya-upaya agar para pedagang penghuni pasar senantiasa :

1.      Menata kios dan jualannya dengan rapi dan lebih menarik bagi pembeli;
2.      Berpakaian sopan dalam melayani pembeli;
3.      Bagi yang berjualan bahan mentah seperti daging, ikan dan sayuran, memakai celemek khusus sehingga terkesan lebih bersih;
4.      Menyapa dan melayani pembeli dengan ramah;
5.      Membuang sampah pada tempat yang telah disediakan;
6.      Merapikan dan membersihkan kios/lapak masing-masing setiap selesai berdagang;
7.      Mencuci tangan dengan sabun setelah selesai berdagang dan atau selesai membersihkan kios/lapak;
8.      Tidak menjual bahan mentah daging (ayam/sapi/kambing dll) dan ikan mentah bersama-sama dengan makanan siap saji di tempat yang sama;
9.      Menggunakan peralatan berdagang (pisau, talenan, baskom, ember, sarung tangan, celemek, dll) yang bersih dan mencucinya dengan deterjen setelah selesai berdagang;
10.    Mencuci atau membasuh meja dagangan dengan deterjen setiap kali selesai berdagang;
11.    Pergunakan lokasi yang telah disediakan oleh petugas pengelola pasar;
12.    Tidak menjual hewan sakit atau mati yang tidak wajar;
13.    Praktek rutin berkala kegiatan disinfeksi total minimal 3 bulan sekali;
14.    Semua peralatan yang dipakai untuk handling produk asal hewan sebaiknya disikat dan direndam dengan obat suci hama

Disamping edukasi tersebut diatas namun peningkatan pengetahuan dasar bagi para pedagang harus juga mendapatkan perhatian antara lain sebagai berikut :
 
1. Pelatihan administrasi pembukuan

Administrasi Pembukuan dalam hal ini adalah tata cara pencatatan transaksi keuangan baik yang masuk maupun yang keluar. Sehingga para pedagang dapat lebih mudah melakukan analisa keuangannya dengan tepat dan akurat. Termasuk perlunya para pedagang menyiapkan cadangan untuk membayar sewa kios/lapak pada waktu yang tepat dengan jumlah yang tepat.

2. Pelatihan strategi penjualan
Menyikapi persaingan antar pedagang yang semakin ketat maka diperlukan strategi untuk meningkatkan penjualan. Dalam kaitan ini, para pedagang perlu diberi pengetahuan tentang tatacara pengaturan barangdagangan, pelayanan kepada pembeli, teknik komunikasi dan transaksi yang jujur namun tetap menguntungkan, serta promosi barangyangdijual.

3. Sistem stok dan delivery
Pedagang perlu diberi pengetahuan tentang pengaturan stok barang sehingga tidak perlu terjadi penumpukan jika permintaan sedang turun dan tidak kekurangan pada saat permintaan sedang meningkat. Ini terkait langsung dengan mekanisme serta sistem distribusi dan delivery barang dagangan pada waktu yang dibutuhkan dengan jumlah yang tepat. Hal ini perlu didukung oleh adanya kelancaran transportasi dan lokasi bongkar yang lapang dan tidak sesak (perlu ada jalur atau pintu masuk yang khusus untuk mengangkut lalu lintas barang).

4. Informasi harga barang di pasar
Baik pedagang maupun pembeli sebaiknya mempunyai akses yang sama untuk mendapatkan informasi tentang harga yang sedang berlaku untuk semua jenis barang yang diperdagangkan di pasar. Ini akan banyak membantu para produsen (petani/peternak) untuk mengetahui harga jual yang wajar bagi produknya sehingga ada insentif untuk meningkatkan volume dan kualitas produksinya. Demikian pula dengan pembeli, walaupun harus melakukan tawar menawar, tetapi mereka akan puas jika dapat membeli barang dengan harga yang pantas untuk kualitas yang sesuai dengan kebutuhannya.

Sumber : http://diskominfo.karangasemkab.go.id
baca selengkapnya »»  

Makanan Khas Jawa Tengah

Setiap daerah dimanapun pasti mempunyai makanan khas yang tidak dapat dijumpai di tempat lain. Tidak terkcuali di jawa Tengah. Hampir di seluruh kabupaten / kota di Jawa Tengah ini memiliki makanan khas yang banyak dan beragam yang mungkin bagi yang belum mengenalnya akan merasa asing terhadap makanan khas tersebut.

Berikut adalah Makanan Khas yang terdapat di Jawa Tengah, menurut kabupaten / kota :
• Jepara : Rondo Royal (Tape goreng), Pindang Serani, Soto Jepara, Soto Bumbu, Sop Udang, Sup Pangsit Jepara, Bongko Mento, Singit, Semur Jepara, Sayur Asem Jepara, Kelan Antep, Gule Petih Jepara, Laksa Jepara, Sayur Keluak Ayam, Kagape kambing, Bakso Ikan Ekor Kuning, Siomay Tongkol, Tongseng Cumi, Rempah Jepara, Horok-Horok, Hoyok-Hoyok, Sate Kikil,Kuluban, Pecel Ikan Laut Panggang, Tempong, Kopi Dapur Kuat, Kopi Tempur, Adon-Adon Coro, Es Gempol, Es Dawet, Dawet Ayu Rumput Laut, Turuk Bintol, Tawur (makanan), Kicak, Lapis Pati Bodin Jepara, Kacang Jepara, Kacang Oven, Carang Madu, Durian Petruk , Jeruk Jepara.
• Kudus : Soto Ayam Kudus, Sate Kerbau, Lentog, dodol, Jenang Kudus.
• Purwodadi : Swikee, Nasi Becek, Botok Yuyu, Nasi Jagung.
• Banjarnegara : Dawet Ayu, Buntil
• Kendal : Bandeng Tanpa Duri (Tandu), Krupuk Petis, Krupuk Rambak, Momoh, Brongkos, Sumpil, Ondal Andil, Telur Ikan Mimi
• Semarang : Lunpia/Lumpia, Soto Ayam Semarang, Sate Sapi, Bandeng Presto, Nasi Goreng Babat, Ayam Goreng Kraton Tulang Lunak, Kue-kue Pia, Sate Kambing Bumbu Kecap, Martabak Malabar, Kue Bandung, Tahu petis, Tahu Gimbal, Wingko Babat
• Boyolali : Marning (Jagung Goreng), Paru Goreng, Brem Cap Suling Gading, Krupuk Rambak
• Blora : Sega Pecel, Sate Ayam Blora, Soto Ayam Blora, Tahu Campur
• Brebes : Telor Asin, Sate Kambing ( di Tanjung. Brebes hingga kini dikenal sebagai sentra penghasil Bawang Merah )
• Demak : Nasi Garang Asem, Sambel Blimbing Wuluh, Kwaci (Demak pernah terkenal sebagai sentra penghasil Semangka)
• Klaten : Ayam Goreng Kalasan, Bebek Goreng, Emping Mlinjo
• Pati : Soto Kemiri, Nasi Gandul, Sate Ayam,
• Pekalongan : Nasi Gandul, Soto Tauco (Tauto), Nasi Megono
• Pemalang : Nasi Grombyang, Lontong Dekem, Sate Loso
• Purwokerto : Tempe Mendoan, Gethuk Goreng, Soto Sokaraja / Sroto Sokaraja, Nopia
• Cilacap : Ikan Bandeng, Kerupuk Tengiri, Sale Pisang, Ikan Asin/Gesek
• Purworejo : Kue Lompong, Clorot (semacam Dodol yang dibungkus Daun Kelapa secara memilin), Gebleg (baca ge- seperti e pada kata senang dan -bleg seperti e pada kata becek), Kue Satu, Dawet Hitam, Lanthing
• Purbalingga : Rujak Kangkung, Tahu Gecot, Soto Kriyik, Es Duren, Klanting
• Rembang : Bandeng Duri Lunak (di Juwana), Sirup Kawis-ta
• Salatiga : Bakso Urat, Bakso Babat, Kripik paru, Ting-ting Gepuk
• Solo : Gudeg, Sate Kambing, Thengkleng, Srabi Solo, Nasi Liwet, Timlo Solo, Racikan Salat, Krupuk Karak/Gendar, Bakso Popular ukuran Bola Golf, Tahu Acar, Sayur Tumpang
• Sragen : Nasi Garang Asem, Sate Sragen, Brambang Asem
• Sukoharjo : Welut Goreng
• Tegal : "Teh Poci" (teh yang diseduh dalam poci tanah liat kecil dan diminum dengan gula batu), Sate Tegal (sate kambing muda khas Tegal), Sate Bebek Majir, Pilus, Krupuk Antor, Nasi Bogana (Nasi Megono), Sauto (Soto Ayam/Babat khas Tegal dengan bumbu tauco). Tegal hingga saat ini dikenal sebagai sentra penghasil teh.
• Wonogiri : Gaplek, Tiwul, Cabuk
• Wonosobo : Mie Ongklok, Sagon, Tempe Kemul, Geblek, Wedang Ronde, Manisan Carica, Keripik Jamur, Dendeng Gepuk
• Ungaran : Tahu Bakso, Sate Kempleng, Krupuk Bakar

Sumber : Wikipedia
baca selengkapnya »»  

Bakso

Bakso adalah salah satu jenis makanan yang banyak digemari oleh masyarakat di Indonesia. Dimanapun kita berkunjung, baik di kota maupun di pedesaan selalu saja kita bisa temukan warung bakso. Di sekitar Pasar Sore Kaliwungu saja, banyak sekali bisa kita jumpai warung bakso, mulai dari Warung Bakso Imadora, Bakso mbak Zaro’ah, Bakso Kang Siroj, Bakso Bola Dunia dan masih banyak lagi warung bakso lainnya. Juga tidak sedikit kita jumpai bakso keliling dari kampung ke kampung menggunakan gerobak dorong. Ya, karena menjadi salah satu makanan favorit itulah, banyak orang yang tertarik membuka warung atau rumah makan bakso, disamping cara pembuatannya yang sangat mudah. Tinggal kita mempelajari sedikit resepnya, maka kita sudah bisa membuat bakso.
Bakso sendiri tidak hanya dibuat dari daging sapi, tapi udang, ikan, cumi ataupun ayam enak juga dibuat bakso. Begitu juga dengan cara membuatnya, bisa digoreng, dikukus ataupun direbus.

Berikut ini adalah bahan-bahan utama yang dapat digunakan untuk membuat bakso :

Daging Sapi :
Pilih daging sapi yang masih segar, kalau bisa yang masih berdarah dan berwarna merah. Makin segar makin baik, karena daging sapi yang segar akan menghasilkan bakso yang kualitasnya terjamin. Daging sapi yang bebas urat dan sedikit lemak seperti daging lemusir dan gandik akan menghasilkan bakso yang rasanya enak. Bisa juga dipakai daging sapi bagian paha depan, atau daging iga.
Bagi yang menyukai untuk membuat bakso urat, pilihlah daging bagian sengkel..

Ikan :
Pilih jenis ikan yang berdaging putih seperti tenggiri, kakap, kerapu, atau ikan gabus. Selain hasilnya tampak bersih (tidak gelap), tekstur baksonya pun lebih kenyal. Sebab ikan berdaging putih umumnya memiliki kandungan protein aktin dan myosin cukup tinggi yang membuat daging ikan lebih padat, kompak dan mudah dibentuk. Bakso ikan yang bermutu baik berwarna putih,  mengkilap dengan tekstur kenyal, halus dan tidak berserat.

Udang :
Pilih udang yang segar, buang sungutnya yang panjang, kepala dan kulitnya. Remas – remas udang secara hati – hati dengan garam, lalu cuci bersih, baru cincang halus.

Ayam :
Daging ayam tidak sekenyal daging sapi, tetapi kini banyak yang memanfaatkannya untuk bakso. Yang digunakan adalah daging ayam tanpa tulang atau bagian dada. Pilih ayam yang sehat, segar dan tidak terlalu tua.

Berikut ini adalah bahan-bahan dan cara membuat Bakso :

Bahan Masakan :
- 1 kg daging sapi
- 1/4 kg tepung sagu
- 1 sdt baking soda
- 3 butir telur
- es batu

Bahan yang dihaluskan :
- 4 siung bawang merah
- 4 siung bawang putih
- garam secukupnya
- bumbu penyedap secukupnya
- lada secukupnya

Cara Memasak Bakso :
1. Campur daging sapi,sagu dan baking soda, telur serta bumbu yang sudah dihaluskan, kemudian giling hingga halus, sambil menggiling masukkan es batu sedikit demi sedikit setelah halus lalu angkat.

2. Masak air didalam panci lalu masak hingga mendidih, kemudian adonan bakso tadi dilinting bulat (dibuat bulatan besarnya sesuai selera) lalu masukkan kedalam air yang mendidih tadi, tunggu hingga mengapung dan angkat kemudian didinginkan.

Bahan-bahan untuk kuah bakso :
- air secukupnya (air kaldu dari rebusan tulang sapi)
- 1 sdm ebi (udang kering)
- 1 sdt lada
- 2 siung bawang putih
- bumbu penyedap secukupnya
- garam secukupnya.

Cara membuat kuah bakso :
1. Semua bahan dihaluskan kemudian ditumis dengan sedikit minyak hingga harum lalu masukkan kedalam air atau kaldu sapi yang sudah mendidih tadi dan masukkan bakso.

2. Setelah itu siapkan mangkuk serta mie kuning,soun atau bihun, sawi hijau dan masukkan kuah beserta baksonya, jangan lupa tambahkan saos, kecap dan sambal.

Cara membuat sambal bakso :
- cabai merah giling
- minyak goreng (minyak kelapa)
- garam secukupnya
- bumbu penyedap
semua bumbu dihaluskan dan ditumis hingga harum.
baca selengkapnya »»  
 
Beranda | Artikel | Galeri | Makanan Khas | Serba Serbi | Kontak

Copyright © 2009 Pasar Sore Kaliwungu |Designed by Templatemo |Converted to blogger by BloggerThemes.Net Edited by paksoleh

Usage Rights

DesignBlog BloggerTheme comes under a Creative Commons License.This template is free of charge to create a personal blog.You can make changes to the templates to suit your needs.But You must keep the footer links Intact.